Assalamua'laikum, salam sejahtera untuk pengunjung setia semua, pada kesempatan kali ini Putra kembali dengan postingan materi Bahasa Indonesia tentang Pengertian Ejaan. Untuk lebih jelasnya silahkan sobat review sendiri.
Ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja satu kata, tapi juga berkaitan  dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata atau kalimat. Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang tersebut dalam suatu bahasa. Ejaan merupakan ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan bahasa lebih besar secara benar.
Saat ini bahasa Indonesia menggunakan sistem Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) sebagai sistem bahasa yang resmi. EYD meliputi penulisan huruf, pemakaian huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, pemakaian tanda baca, dan lain-lain. Sistem EYD, pada mulanya disebarkan melalui buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Buku kecil ini merupakan buku patokan pemakaian sistem ejaan ini. Tetapi, dikemudian hari, karena buku penuntun itu perlu di lengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang di bentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya pada tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.
Selanjutnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang de sempurnakan dan Pedoman Umum Pembentuk Istilah. Kemudian, pada tahun 1987, kedua buku pedoman tersebut di revisi. Kemudian, edisi revisi dokuatkan dengan Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987. Ejaan bahasa Indonesia yan telah kita kenal ternyata mengalami beberapa perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah mempunyai tujuan untuk penyempurnaan.
Sejak awal pemakaian bahasa Indonesia terjadi beberapa kali perubahan ejaan. Adapun ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Ejaan Van Ophuysen
Ejaan van ophuysen atau yang juga dikenal dengan ejaan Balai Pustaka dipergunakan sejak tahun 1901 hingga bulan Maret 1947. Disebut ejaan van Ophuysen karena ejaan itu merupakan hasil karya dari Ch. A. Van Ophuysen yang dibantu oleh Engku Nawawi. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu. Disebut dengan ejaan Balai Pustaka karena pada waktu itu Balai Pustaka merupakan suatu lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup berjasa dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Beberapa hal yang cukup menonjol dalm ejaan van Ophuysen antara lain:
a. Huruf y diyulis dengan j.
    Misalnya :
        EYD              Ejaan van Ophuysen
        Sayang             Sajang
        Yakin                Jakin
        Saya                 Saja

b. Huruf u ditulis dengan oe
    Misalnya :
        EYD              Ejaan van Ophuysen
        Umum               Oemoem
        Sempurna         Sempoerna
        Surat                 Soerat

2) Ejaan Republik
Ejaan Republik merupakan hasil penyederhanaan dari pada ejaan van Ophuysen. Ejaan Republik mulai berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi, maka ejaan tersebut dikenal pula dengan ejaan Suwandi. Ejaan republik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu kepututsan penyusunan kamus istilah.
Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaan Ophuysen dapat diperhatikan dalam uraian di bawah ini :
  1. Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophuysen digantikan dengan u dalam ejaan Republik.
  2. Bunyi hamzah (‘) dalam ejaan van Ophuysen diganti dengan k dalam ejaan Republik.
  3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam ejaan Republik.
  4. Huruf e taling dan e pepet dalam ejaan Republik tidak di bedakan.
  5. Tanda trema (“) dalam ejaan van Ophuysen di hilangkan dalam ejaan Republik.
3) Ejaan Pembaharuan
Ejaan pembaharuan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui ejaan Republik. Penyusunan itu di lakukan oleh panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia. Konsep ejaan pembaharuan yang telah berhasil disusun itu di kenal sebuah nama yang di ambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitia ejaan itu, yaitu Prof. Prijono dan E. Katoppo.
Pada tahun 1957 panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah di umumkan secara resmi sehingga ejaan itupun belum pernah diberlakukan. Salahsatu hal yang menarik dalam konsep ejaan pembaharuan ialah disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal.
Hal itu, antara lain tampak dalam contoh di bawah ini :
  1. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
  2. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
  3. Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
  4. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ň
  5. Gabungan konsonan sj diubah menjadi š

Kecuali itu, gabungan vokal ai, au,dan oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw dan oy.
Misalnya :
EYD              Ejaan Pembaharuan
Santai               Santay
Gulai                 Gulay
Harimau            Harimaw

4) Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia), merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini di awali dengan diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di Medan, Sumatera Utara. Bentuk rumusan Ejaan Melindo adalah merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Tetapi ejaan Melindo ini belum sempat dipergunakan, karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita Republik Indonesia dengan pihak Malaysia.

Hal yang berbeda ialah bahawa didalam ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada tjinta, diganti dengan c menjadi cinta, juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali masih baru. Dalam ejaan pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan ń.

5) Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Melindo. Para pelaksananya pun disamping terdiri daripanitia Ejan LBK, juga panitia ejaan dari malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 062/67, tanggal 19 September 1967.
       
Perubahan yang terdapat pada ejaan baru atau ejaan LBK, antara lain :
  • Gabungan Konsonan dj diubah menjadi j
  • Gabungan konsonan tj diubah menjadi j
  • Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny
  • Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy
  • Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh



Akhir kata hanya sekian yang dapat Putra bagikan untuk pengunjung semua pada kunjungan kali ini, jika sobat bingung silahkan bertanya di kolom komentar dengan menggunakan etika yang benar, jika sobat suka silahkan sobat bagikan dengan mencantumkan nama sumbernya.
Thanks for visiting.
Be happy and always make magic happen.

Post A Comment:

0 comments: