Assalamua'laikum, salam sejahtera untuk pengunjung setia semua, pada kesempatan kali ini Putra kembali dengan postingan materi Bahasa Indonesia tentang Sinonim. Untuk lebih jelasnya silahkan sobat review sendiri.

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada dasarnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, ahnya ada kesamaan atau kemiripan. Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian katapada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Pemakaian bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengonkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakaian bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakannya, sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.

Kata cerdas dan cerdik, kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar. Kata-kata yang besinonim lainnya adalah seperti agung-besar-raya, mati-mangkat-wafat-meninggal, cahaya-sinar, ilmu-pengetahuan-penelitian-penyelidikan. Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan konotatif suatu kata. Ada dua cara pembentukan kata yaitu, dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.

Dari dalam Bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru dari unsur serapan. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru, misalnya : tata daya, serba hari, tutup lepas, tata buku, daya tahan, serba putih, hari sial, tutup tahun, lepas tangan, tata bahasa daya pukul, serba plastik, hari jadi, tutup usia, lepas pantai, tata rias, daya tarik, serba kuat, hari besar, tutup buku, lepas landas, tata cara, daya serap, dan serba tahu.

Dari luar bahasa Indonesia, terbentuk kata-kata melalui pungutan kata, misal : bank, wisata, kredit, santai, valuta, nyeri, televisi. Kita sadar bahwa kosa kata bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa asing. Kontak bahasa memang tidak dapat dielakkan karena itu berhubungan dengan bangsa lain. Oleh sebab itu, pengaruh-mempengaruhi didalam kosa kata pasti ada. Dalam hal ini perlu ditata kembali kaidah penyerapan kata-kata itu. Oleh sebab itu, pedoman umum pembentukan istilah yang kini telah beredar di seluruh Nusantara sangat membantu upaya itu. Kata pungut adalah kata yang diambil dari kata-kata asing. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan kita terhadap nama dan penamaan benda atau situasi tertentu yang belum dimiliki oleh bahasa Indonesia. Pemungutan kata-kata asing yang bersifat internasional sangat kita perlukan, karena kita memerlukan suatu komunikasi dalam dunia dan komunikasi modern, kita memerlukan komunikasi yang lancar dalam segala macam segi kehidupan. Kata-kata pungut itu, ada yang dipungut tanpa diubah, tetapi ada juga yang diubah. Kata- kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut kata serapan.

Bentuk-bentuk serapan itu ada empat macam :
  1. Kita mengambil kata yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Yang termasuk kata-kata itu ialah Bank, Opname, dan Golf, dan masih banyak lagi.
  2. Kita mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa Indonesia. Yang termasuk kata-kata itu ialah Subject menjadi subjek, Apoteek menjadi apotek, Standar menjadi standar, Umiversity menajdi universitas, dan masih banyak lagi.
  3. Kita menerjemah istilah-istilah asing kedalam bahasa Indonesia. Yang tergolong kedalam bentuk ini ialah Starting Point yang berarti titik tolak, Meet The Pers yang berarti jumpa pers, Up To Date yang berarti mutakhir, Briefing yang berarti taklimat, Hearing yang berarti mendengar pendapat, dan masih banyak lain.
  4. Kita mengambil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat keuniversalannya. Yang termasuk golongan ini ialah De facto, Status quo, Cum laude, Ad hoc, dan masih banyak lain.
Dalam menggunakan kata, terutama dalam situasi resmi, kita perlu memperhatikan beberapa ukuran. Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur atau bahasa setempat dihindari. Misalnya nongkrong. Kata –kata bisa dipakai juga sudah menjadi milik umum. Contohnya, ganyang, lugas, heboh, santai, dan pamrih. Kata-kata yang mengandung nilai rasa hendaknya dipakai secara cermat dan hati-hati agar sesuai dengan tempat dan suasana pembicaraan.

Akhir kata hanya sekian yang dapat Putra bagikan untuk pengunjung semua pada kunjungan kali ini, jika sobat bingung silahkan bertanya di kolom komentar dengan menggunakan etika yang benar, jika sobat suka silahkan sobat bagikan dengan mencantumkan nama sumbernya.

Thanks for visiting.

Be happy and always make magic happen.

Post A Comment:

0 comments: